Kucuran Keringat Barakah, Dengan Kucuran
Keringat Serakah
Oleh : Herman L.
Indonesia adalah negara yang bikin
ngeri, kengerian itu terlihat pada saat kita jalan-jalan pagi. Pada saat itu
kita akan bertemu dengan sebagian warga negara Indonesia yang harus jalan-jalan
pagi dengan menggendong keranjang sampah untuk menampung harta yang ia ngais
mulai sejak adzan subuh, ia mengumpulkan botol air mineral dengan rasa yang
tidak canggung dan tidak mengenal kata gengsi. Mungkin saja itu memang karena
tuntutan, sehingga ia melakukannya sama seperti halnya orang yang bekerja di
suatu perusahaan yang intens setiap pagi. Tetapi barangkali ia lebih
berharga daripada orang yang mengais harta rakyat dan bukan haknya, untuk
keperluan pribadi.
Negara ini secara garis besar sudah
lebih tinggi gengsinya, daripada untuk sekedar melakukan hal yang baik.
Seperti contoh, ia tidak mau menjadi seorang petani, karena ia menganggap
seorang petani tidak memiliki wibawa, rendah, dan barangkali dengan anggapan
yang menyesakkan dada adalah tidak punya kehormatan. Ia lebih suka menjadi
seorang yang tamak, rakus, dan tidak memiliki rasa yang manusiawi, ia seperti Babi.
Ironinya ia lebih suka menjadi orang yang seperti Babi itu, dan menganggap
rendah orang yang menjadi petani. Padahal jika dibandingkan orang petani lebih
berwibawa, daripada orang yang bermental Babi itu.
Jika demikian secara tidak langsung
Indonesia dibawah kendali Babi, karena banyak diantara pemimpin kita yang tidak
sengaja atau sengaja telah menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi.
Hal ini bukan sesuatu yang diada-adakan melainkan bukti yang sudah menyatakan,
bahwa banyak diantaranya yang tertangkap oleh KPK (komisi pemberantasan
korupsi). Mengapa sedemikian menyeramkan negeri ini, kemudian ada pepatah yang
kiranya khusus untuk negara ini, “yang kaya makin kaya, dan yang miskin makin
tidak ada”.
Peraturan yang tidak berimbang,
memaksa warga negara untuk hemat dan mengucurkan peluh kuning sekedar untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, ada salah satu contoh yang barangkali
bisa membuat orang yang membacanya menangis, apakah kita masih ingat dengan
peristiwa yang diberitakan di media tentang seorang gadis yang duduk di kelas
XII yang rela menjual Ginjalnya untuk mempertahankan kehidupan keluarganya.
jika ingat, coba perhatikan langkah yang dilakukan pemerintah. Dan
pertimbangkan sendiri apakah baik ataupun sebaliknya. Gadis itu bisa saja
mencuri, dan melakukan apa saja secara paksa dan hal lainnya, tetapi ia
menyikapinya dengan dingin sehingga ia tidak bersifat seperti seekor Babi.
Karya
Lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar