Kamis, 21 Juli 2016



Sekilas IKSANDALIKA dan lain-lain
Herman L
            Dalam catatan sejarah, Lubangsa Selatan tercatat memiliki ORDA (organisai daerah) mulai tahun 2003. Yakni dengan lahirnya Ikatan Santri Muda Lima kecamatan (Iksandalika). Lima kecamatan yang dimaksud yaitu, Kecamatan Dungkek, Gapura, Batang-Batang, Manding dan Gili. Organisasi ini, menjadi organisasi tunggal yang ada di Lubangsa Selatan, karena selain Iksandalika Lub-Sel tidak mempunyai organisasi yang lain, yang memiliki orentasi ke masyarakatan.
            Tidak akan ada bangunan yang kokoh, apabila tidak ada yang merencanakan dan membangun bangunan itu. Begitu pula organisasi Iksandalika, organisasi ini tidak berdiri dengan sendirinya, tetapi memang telah direncakan dan rencana itu diwujudkan. Dan dibalik kelahiran organisasi ini, ada beberapa sosok yang memainkan perannya dalam melancarkan proses “persalinan”. Sebut saja kak Erdi (Jadung Dungkek), Imam S. Arizal (Gapura), Tolak, Ibnu, Zainal, Matrawi, Matrahiem, Amir, dan teman-temannya yang lain.
            Pada mulanya mereka menaruh simpati terhadap orda-orda yang telah ada di Pondok Pesantren Annuqayah. Dan dari rasa simpati itu, mereka sadar bahwa ternyata ada sejuta kebaikan yang didapat dalam dunia ke-organisasi-an. Dari itulah kemudian, mereka mempunyai inisiatif untuk segera merencanakan dan membangun organisasi juga dalam pesantren daerahnya sendiri, yaitu Lubangsa Selatan. Ijtihad mereka bukan dimaksudkan untuk meniru adanya orda-orda yang telah ada, namun mereka lebih pada kebaikan yang didapat dari adanya organisasi.
            Singkat kisah, lahirlah organisasi itu dalam keadaan “sehat”, kemudian mereka memberinya nama Iksandalika. Organisasi ini kemudian mengkonsep kegiatannya yaitu dengan kegiatan rutinitas, yang isinya lebih pada pelatihan mental anggota. Dimulai dari pelatihan MC, Menjadi Qori’, Menjadi Pemimpin Shalawat, belajar sambutan, Belajar menjadi  penceramah dan lain semacamnya. Hal ini dikemas dalam bentuk pengajian, laiknya pengajian sungguhan—dalam rangka mengukur kemampuan setiap anggota.
            Waktu terus berjalan, kegiatan demi kegiatan terus disempurnakan oleh “bayi” yang baru lahir itu. Hingga saat ia baru belajar merangkak, ia mencoba memperlihatkan kemampuannya pada masyarakat. Dan ia sepakati kerja sama untuk melaksanakan kegiatan pengajian sungguhan, yang di letakkan di Desa Jadung. Inilah kegiatan pertama yang dilaksanakan Iksandalika yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dan kegiatan ini juga sebagai awal pembuktian kualitas angota-angota Iksandalika. Dan alhamdulilah, sekalipun masih belum bisa merangkak secara sempurna, tetapi mereka percaya bahwa ia bisa dipercaya.
            Semakin bertambah hari, semakin bertambah pula umur bayi itu. Hingga saatnya ia sudah tahu berjalan. Tetapi jangan pernah bayangkan ia bisa berjalan secara mudah, tetapi melalui proses yang panjang, meletihkan, butuh pengorbanan dan melelahkan tentunya. Namun semangat untuk bertahan dalam keadaan apapun, mengalahkan rasa-rasa tak nyaman itu. Hingga saat ini usia organisasi Iksandalika telah berumur kurang lebih empat belas tahun.
            Dalam perkembangan hidupnya, mulai “bayi” sampai saat ini, telah banyak orang yang mengabdikan dirinya pada organisasi ini. Dimulai (2003-2005) ada kak Erdi, Faishal, Kholik, Syamsuni, Farid, Kholil, Yondriani Akbar, Ach. Imamuddin, Mazzawi, Herman S dan Ainur Rifqi sampai saat ini. Mereka adalah orang-orang yang berjuang untuk tetap mempertahankan organisasi ini.
            Dan telah banyak pula kegiatan-kegiatan yang berhasil disempurnakan. PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) misalnya, yang diadakan secara rutin setiap tahun. Kegiatan rutinitas yang tetap berjalan dalam keadaan apapun, penerbitan selebaran dan dialog menjadi serangkaian kegiatan unggulan yang dimiliki oleg organisasi ini.
            Inilah sekila cerita kelahiran Iksandalika, yang mimpi besarnya adalah mewujudkan insan teladan titipan Tuhan, penegak bangsa pembela agama. Tetapi mungkin masih banyak di antara mereka yang belum tahu organisasi ini, tetapi organisasi ini banyak tahu tentang segalanya. Semoga untaian doa selalu berjalan beriringan dengan langkahnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

rinaimu

Sengaja taburan bunga tak ranum ku buang Menanti buah harmoni tanpa henti Sembari nyala hati dan tawa sanubari tak berani tampak pada k...