Apa
yang sedang terjadi?
Hanya bisa khawatir, demikian yang
saya bisa lakukan atas berita atau kabar tentang masalah ini. Dalam doa, saya
menuntut Tuhan dengan egois “semoga ada jalan terbaik”. Namun entahlah, jalan
terbaik itu sesuai dengan kehendakku—alih-alih sesuai dengan kehendak-Nya.
Hanya Tuhan yang tahu jalan selanjutnya.
Jika ini kaitannya dengan salahku,
maka berkenanlah dirimu memaafkanku. Mungkin ada kejenakaan yang keterlaluan
atas sifatku yang telah aku lakukan tanpa sengaja. Aku telah berusaha menjadi
yang terbaik, dan sama sekali tidak terpikirkan untuk berpura-pura baik. namun
beginilah seperti yang telah kukatakan—aku manusia naïf yang berusaha memperbaiki
diri. Aku mengutuk diriku karena aku tak mampu berbuat terbaik seperti yang kau
inginkan.
Sejauh ini, aku telah menutup diriku
dari makhluk sejenismu. Dan aku lumpuh jika ada manusia sejenismu yang
merencanakan fitnahnya untuk mengganggu hubungan kita. Aku kemudian lupa
meneladani orang bijak untuk bersikap, jika hal ini yang benar-benar terjadi.
Semoga saja tidak !. Aku bukan sekelas Einstein yang sudah matang konsep dan
materi. Tapi Einstein pun kebingungan ketika ada masalah dalam romantisme
dengan perempuannya. Aku terlalu dangkal segalanya—maka hanya maaf yang bisa
kusampaikan jika ada masalah dengan sikapku.
Aku sudah memantapkan keyakinan atas
cintamu kepadaku—dan aku berusaha menjaganya dengan baik. Meski yang terjadi
justru adalah masalah yang membuatku khawatir. Mengkhawatirkan mengganggu
prosesmu belajar, aku sangat tidak menginginkan hal ini. Maka, aku hanya bisa
mendengarkan larik lagu kesukaanmu saat diriku sedang merindukanmu—karena hanya
begini cara menenangkan tidurku. Aku menyukai ritual ini, tak boleh ada yang menggangguku
saat menjalaninya, karena aku sedang merindukanmu.
Baik-baik sayang, ada aku
untukmu.
Maafkan atas kesalahan diriku,
Meski piring
yang pecah tak akan kembali utuh hanya karena ucapan maaf. Tetapi semoga kau
tidak terluka karena pecahan piring itu. Aku akan selalu berusaha untuk
memperbaikinya. Maukah dirimu memaafkan kesalahanku?
#akusudahpasrah—pada-Mu,
padamu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar