Kamis, 04 Mei 2017

nyala sedih-bahagia

Tatkala aku digenggamnya
Aku mengingatnya, mengingat-Nya
Serupa katak dalam tempurung yang tak dapat pergi entah ke mana

Shahdu, tiupan angin dengan hasil suara seruling yang merdu
Merangsang rindu yang tak bisa istirahat di waktu malam; dan kapanpun
Hangatnya kopi tak lebih dari sekadar pemangku hangat untukku bertahan dengan cerita-cerita pilu yang sengaja aku pendam

Hebat, hebat, hebat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

rinaimu

Sengaja taburan bunga tak ranum ku buang Menanti buah harmoni tanpa henti Sembari nyala hati dan tawa sanubari tak berani tampak pada k...